Pemahaman Mahasiswa Untag Surabaya terhadap Sumpah Pemuda

PEMAHAMAN MAHASISWA UNTAG SURABAYA TENTANG SUMPAH PEMUDA”





Oleh :
                   JAELANI BAYU ALAMSYAH        1111408587
UBAIDILLAH                                   1111408604


Dosen Pembina:
Achluddin Ibnu Rochim

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
2016
LATAR BELAKANG
Pemuda menjadi salah satu kunci meraih keberhasilan dalam merubah keadaan suatu negara ataupun merancang suatu gagasan dalam membangun negara. Kemerdekaan bangsa Indonesia salah satunya adalah berkat pemuda-pemudanya yang mempunyai pemikiran kritis dalam permasalahan negara. Kualitas suatu bangsa dapat meningkat jika ditunjang dengan pemudanya, Pemuda atau generasi muda yang hidup dalam nuansa dan suasana pergolakan kemerdekaan dan perjuangan akan cenderung memiliki kreativitas tinggi dan keunggulan untuk melakukan perubahan atas berbagai kerumitan dan masalah yang dihadapi, akan tetapi bagi para pemuda atau generasi muda yang hidup dalam nuansa nyaman, aman dan tentram seperti kondisi sekarang, cenderung apatis, tidak banyak berbuat dan hanya berusaha mempertahankan situasi yang ada tanpa usaha dan kerja keras melakukan perubahan yang lebih baik dan produktif atau bahkan cenderung tidak kreatif sama sekali. Ini merupakan suatu tantangan kedepan dengan semangat patriot sanggup menembus memiliki semangat perubahan bagi bangsanya. dengan kata lain pemuda yang mempunyai rasa cinta terhadap negaranya akan cenderung lebih peka dan memiliki rasa keingin tahuan terhadapan permasalahan yang sedang di hadapi negaranya dan berfikir untuk menyelesaikan masalah tersebut.
            Lalu bagaimana pemuda hari ini ? apakah sudah memberi pengaruh terhadap negaranya? Jika dilihat dari satu dekade kebelakang, pemuda indonesia cenderung bersikap apatis terhadap negaranya dan lebih memprioritaskan kehidupannya kedepan, kondisi pemuda Indonesia saat ini, mengalami degradasi moral, terlena dengan kesenangan dan lupa akan tanggung jawab sebagai seorang pemuda. Tataran moral, sosial dan akademik,  pemuda tidak lagi memberi contoh dan keteladanan baik kepada masyarakat sebagai kaum terpelajar, lebih banyak yang berorientasi pada hedonisme (berhura-hura), tidak banyak pemuda yang peka terhadap kondisi sosial masyarakat saat ini, dalam  urusan akademik pun banyak mahasiswa tidak menyadari bahwa mereka adalah insan akademis yang dapat memberikan pengaruh besar dalam perubahan menuju kemajuan bangsa (www.kompasiana.com) , padahal secara tidak langsung negara sangat berpengaruh terhadap kehidupannya sebagai rakyat.
            Pemuda tahun ini berbanding terbalik dengan pemuda pada tahun 90-an, Pemuda sekarang ini Idealisnya sudah jauh berbeda dengan idealilis di masa kolonial dahulu, apalagi pemuda yang berpendidikan tinggi, di  jaman dulu pemuda yang berpendidikan tinggi lebih cenderung untuk membela negara dengan cara membuat organisasi pergerakan untuk melawan penjajah dengan ilmu yang telah di miliki, kalau di masa sekarang pemuda yang berpendidikan lebih mengutamakan kesejahteraannya dari pada memberi pengaruh terhadap masyarakat. Sumpah pemuda adalah salah satu contoh bagaimana berpengaruhnya para pemuda pada masa kolonial dulu, dalam garis besar para pemuda ingin menanamkan rasa cinta tanah air kedalam diri para pemuda, alangkah naifnya jika sebagai generasi  penerus tidak mempunyai rasa cinta tanah air.  Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengangkat tema ‘Pemahaman Mahasiswa Untag Surabaya terhadap Sumpah Pemuda’.

RUMUSAN MASALAH

  1. Rumusan Masalah
Seberapa besar pemahaman mahasiswa terhadap sumpah pemuda ?
  1. Tujuan Riset
Untuk mengetahui seberapa besar pemahaman mahasiswa terhadap sumpah pemuda
  1. Manfaat Riset
Untuk memberikan penilaian terhadap mahasiswa seberapa besar pemahaman nya terhadap sumpah pemuda di lingkungan untag surabaya.


BAB II
LANDASAN BERPIKIR


            Dalam mempelajari metode penelitian yang baik dan benar, seseorang kiranya mampu memahami dan mengerti secara baik terlebih dahulu tentang apa itu landasan teori dalam penelitian. Ini merupakan hal yang sangat pengting yang perlu diperhatikan, diketahui, dan dipahami oleh siapapun mereka yang ingin melakukan penelitian, karena tanpa mengetahui dan memahami hal tersebut maka akan sulit bagi mereka untuk dapat melakukan penelitian dengan baik dan benar, selain itu pula mereka tidak akan mendapatkan hasil penelitian yang valid dan benar apabila mereka tidak memahami terlebih dahulu apa itu landasan teori. Dalam Penelitian ini kita mencari tahu seberapa besar pengetahuan mahasiwa sebagai pemuda dalam menjalankan isi isi dalam sumpah pemuda. Sumpah Pemuda adalah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia. Yang dimaksud dengan "Sumpah Pemuda" adalah keputusan Kongres Pemuda Kedua yang diselenggarakan dua hari, 27-28 Oktober 1928 di Batavia (Jakarta). Keputusan ini menegaskan cita-cita akan ada "tanah air Indonesia", "bangsa Indonesia", dan "bahasa Indonesia". Keputusan ini juga diharapkan menjadi asas bagi setiap "perkumpulan kebangsaan Indonesia" dan agar "disiarkan dalam segala surat kabar dan dibacakan di muka rapat perkumpulan-perkumpulan".
Istilah "Sumpah Pemuda" sendiri tidak muncul dalam putusan kongres tersebut, melainkan diberikan setelahnya. Berikut ini adalah bunyi tiga keputusan kongres tersebut sebagaimana tercantum pada prasasti di dinding Museum Sumpah Pemuda. Penulisan menggunakan ejaan van Ophuysen.
Pertama:
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedua:
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga:
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbahasa jang satoe, bahasa Indonesia.
Dalam penelitian ini menggunakan teori kebangsaan,teori teritorial, teori sosila, teori komunikasi

Teori kebangsaan
Teori Renan mengatakan bahwa etniksitis tidak diperlukan untuk kebangkitan nasionalisme, jadi nasionalisme bias jadi dalam suatu komunitas yang multi etnis, persatuan agama juga tidak diperlukan untuk kebangkitan nasionalisme. Persatuan bahasa mempermudah perkembangan nasionalisme tetapi tidak mutlak diperlukan untuk kebangkitan nasionalisme. Dalam hal nasionalisme, syarat yang mutlak dan utamaa dalah adanya kemauan dan tekad bersama. (Frank Dhont, 2005 : 8)
Soekarno saat mengutip Ernest Renan: “Nationalism! To be a nation! It was no later than the year 1882 that Ernest Renan published his idea of concept of nationhood”. “Nationhood”, according to this author is a spirit of life, an intellectual principle arising from two things: firstly, the people in former times had to be together to face what came, secondly, the people now must have the will, the wish to live and be one. Not race, nor language, nor religion, nor similarity of needs, nor the borders of the land make that nation. (Holtsappel, Nationalism, 74)

Teori territorial
Menurut doktrin Soviet, kedaulatan teritorial juga dapat diperolah dengan cara plebisit (penentuan kehendak rakyat), meskipun hal ini tampaknya lebih merupakan pengurangan atas cara perolehan dibanding sebagai langkah yang mendahului diperolehnya kedaulatan.

Teorikontrak social/kesepakatan
J.J. Rousseau mengedepankan konsep tentang kehendak umum (volontegenerale) untuk dibedakan dari hanya kehendak semua (omnesutsinguli). J.J. Rousseau mengatakan bahwa kehendak bebas dari semua tidak harus tercipta oleh jumlah orang yang berkehendak (the quantity of the subjects), akan tetapi harus tercipta oleh kualitas kehendaknya (the quality of the object sought).

Teorikomunikasi/Bahasa
John Power berpendapat, bahwa yang mengintergrasikan bermacam-macam aspek dan disiplin komunikasi adalah didalam pesan. Karena didalam pesan memiliki 3 struktur, yaitu: (1). Signs and Symbols (Tanda dan Lambang), (2). Languange (Bahasa), dan (3). Discourse (Percakapan atau Wacana).
Ferdinand de Soussure, bahwa tanda, dan bahasa mempunyai sifat yang cenderung berubah-ubah. Karena perbedaan bahasa akan mengakibatkan perbedaan dalam penggunaan kata untuk mengungkapkan hal yang sama, dan tidak ada koneksifisik antara sebuah kata dengan referent-nya.


BAB III
Metode Riset
  1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.
  1. Teknik Pengambilan Data
Penelitian ini menggunakan teknik penggalian data dengan cara interview/wawancara.
  1. Sumber Data
Penelitian ini sumber datanya diperoleh dari
1.      Dokumen, maksutnya data tentang konsep ataupun teori diperoleh dari studi kepustakaan.
2.      Wawancara, maksutnya adalah data diperoleh dari interview kepada responden yang terdiri dari mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.
  1. Teknik Analisa Data
Penelitian ini menggunakan analisa kualitatif, maksutnya hasil data yang diperoleh diberi makna atau diintepretasi.

BAB IV
PEMBAHASAN
     Beberapa pertanyaan yang kami angkat dalam wawancara kepada mahasiswa secara random sampling, berikut adalah pertanyaannya.
1.       Apakah anda hafal dengan teks sumpah pemuda?


TANGGAPAN

INFORMAN
YA
TIDAK
1

2

3

4

5


Berdasarkan prosentase di atas dapat di simpulkan bahwa mahasiswa di untag surabaya belum hafal dan belum memahami isi dari sumpah pemuda itu sendiri, dengan kata lain bahwasanya mahasiwa di masa sekarang ini apatis dengan sejarah pemuda yang dulu membela bangsa secara pergerakan intelektual.
2.      Menurut anda apakah sumpah pemuda itu sah ?

TANGGAPAN

INFORMAN
YA
TIDAK
1

2

3

4

5


      Berdasarkan survey seluruh responden menjawab bahwa sumpah pemuda adalah sah walaupun pesertanya tanpa adanya delegasi dari setiap daerahnya. Dan lagi responden tidak mengetahui bahwasanya golongan pemuda papua tidak mengikuti sumpah pemuda tersebut, ada yang berpenadapat bahwasanya papua terlalu jauh dari ibukota sehingga mengakibatkan pemuda papua tidak menerima informasi jika adanya sumpah pemuda tersebut, dan ada pula yang menjawab sah karena selama ini masyarakat tidak pernah mempermasalahkan ketidak ikutsertaan papua dalam sumpah pemuda karena papua di anggap telah menyetujui.
3.      Apakah anda mengetahui dasar hukum Sumpah Pemuda bagi penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional?


TANGGAPAN

INFORMAN
YA
TIDAK
1

2

3

4

5

                       
            Berdasarkan survey para responden tidak ada yang tahu tentang landasan hukum penggunaan bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dengan alasan tidak pernah mencari tahu ataupun tidak pernah mendengar undang undang yang mengatur tentang bahasa indonesia sebagai bahasa nasional yang tertera pada UU NO24 tahun 2009.
4.       Lebih bangga mana menggunakan bahasa Indonesia dialeg Betawi atau Indonesia Baku?

                TANGGAPAN

INFORMAN
DIALEG BETAWI
INDONESIA BAKU
1

2

3

4

5


Berdasarkan survey di atas dapat diperoleh data bahwa 60% mahasiswa mengatakan lebih bangga untuk berbahasa Indonesia dialeg Betawi dengan alasan bahwa mahasiswa lebih suka berkomunikasi dengan bahasa yang berbau kedaerahan. Dan 40% mahasiswa menjawab lebih bangga menggunakan bahasa Indonesia baku, dengan alasan cinta tanah air.
5.       Lebih bangga mana bisa berbahasa inggris atau berbahasa indonesia yang baik dan benar?

                 TANGGAPAN

INFORMAN
BAHASA INGGRIS
BAHASA INDONESIA
1

2

3

4

5

PRESENTASE
1/5 X 100% = 20%
4/5 X 100% = 80%

Berdasarkan survey di atas dapat diperoleh data bahwasanya responden pertama lebih bangga dapat berbahasa inggris, alasannya karena bahasa inggris lebih mempengaruhi kesejahteraannya kedepan dalam bekerja. Kemudian responden kedua, ketiga dan kelima  lebih bangga menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan alasan mencintai bahasa Indonesia, sedangkan responden keempat lebih bangga menggunakan bahasa indonesia dengan alasan karena tinggal di Indonesia dan tidak mau bekerja diperusahaan asing yang memerlukan syarat untuk bisa berbahasa inggris.

BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
            Berdasarkan hasil survey, dapat disimpulkan bahwasanya 5 responden dari Mahasiswa Untag Surabaya tidak memahami Sumpah Pemuda.ini di buktikan dengan survey lapangan yang kami dapatkan. Seperti yang dapat kita lihat dalam pertanyaan pertama. Seluruh responden yang kami dapat tidak hafal atau tidak mengetahui dengan benar isi dari sumpah pemuda. Tetapi semua responden mengatakan pernah mendengar sumpah pemuda dan lupa hingga kini tidak hafal, dan lagi masih banyak mahasiswa yang tidak mencintai bahasa Indonesia sebagai bahasa kesatuan dan lebih memilih bahasa asing ataupun bahasa daerah sebagai alat komunikasi sehari hari.

SARAN

            Ada baiknya pemuda Indonesia menanamkan 3 rasa cinta tanah air dalam dirinya seperti yang tercantum dalam sumpah pemuda, dan mengaplikasikannya dalam bermasyarakat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kegiatan Diskursus Minggu Kedua

Kunjungan Himpunan Mahasiswa Administrasi Negara Untag Surabaya ke DPRD Jatim